Langsung ke konten utama

Story of my life__

KELUARGA SEGALANYA

_Familly Everything_

Orientasi 

  Nama saya Erla Dwi Ramadhayanti lahir di Jagebob,04 Desember 2002 tepat pada jam 8 malam. Sekarang saya berusia 17 tahun. 

   Saya bersyukur dilahirkan dengan keluarga yang apa adanya. Di saat saya berusia 1 tahun perjalanan hidup saya yang berkesan di mulai. Ayah saya mulai membangun rumah, beliau mengumpulkan satu per satu alat dan bahan yang di butuhkan untuk membangun rumah, namun keadaan berkata lain pada akhirnya belum lama rumah jadi dan baru saja sekitar 6 bulan kami tinggal di rumah baru ada pihak jalan raya ingin menggusurnya dengan alasan pelebaran jalan,akhirnya rumah baru saja di bangun dengan berat hati Ayah saya membongkarnya,dan di situlah tinggal 1 kamar dan kamar mandi, saat itu hujan deras serta angin kencang mengguyur kamar kami disitulah saya menangis karena ketakutan. Saat mendengar tangisan anaknya Ayah saya berusaha lagi untuk membangun rumah agar keluarganya nyaman.  

   Saat saya berusia 4 tahun saya di tinggal kuliah jauh dari Ibu saya, saya di rumah dengan Ayah saya,ayah saya yang merawat saya, tidak pernah lupa dengan perjuangan beliau yang selalu mengikuti keinginan anaknya. Ketika jauh dari Ibu saya sering sekali merasa rindu pada Ibu saya,pada akhirnya tanpa menunggu lama Ayah saya selalu mengantarkan saya untuk bertemu Ibu saya yang kuliah di kota Merauke kurang lebih perjalanan mencapai 200 kilometer. Dengan keadaan jalan yang sangat hancur Ayah saya tidak pernah mengeluh apapun. Hujan panas sudah di lewatinya. Sampai akhirnya masyarakat di setiap perjalanan berkata "Kasihan bapak itu selalu antar anaknya pulang pergi,dimana Ibunya". Tetapi Ayah saya tidak pernah sedikit pun menunjukkan kelelahannya padahal setalah saya bertemu ibu saya 5 menit saja saya langsung meminta pulang lagi. Ayah saya berkata dulu" ayah sedih kalau hujan kamu tidak pernah mau pakai jas hujan,tapi karena kamu tidak mau ayah selalu bilang adek berdoa sama Allah supaya tidak hujan ya.. "Dan di situlah setiap hujan ketika dalam perjalanan saya selalu berdoa agar tidak hujan. Perjuangan beliaulah tiada duanya. Saya bangga memiliki keluarga saya terutama Ibu dan ayah saya. Saya sayang Ayah dan Ibu. Hingga detik ini terkadang saya di bilang anak ayah, iya jelas saya memang dari kecil paling dekat dengan ayah saya, dan saya bangga akan hal itu.

   Usaha tidaklah menghianati hasil. Sekarang ayah dan ibu saya berprofesi sebagai Kepala sekolah di bidangnya masing - masing.

  Waktu berjalan saya sudah berusia 7 tahun saya masuk sekolah dasar di daerah saya yaitu Jagebob. Tidak heran kalau guru bahkan kepala sekolah di sekolah saya ada keluarga saya. Karena memang saya berasal dari keluarga guru hingga nenek kakek saya. Saya beruntung memiliki keluarga yang sempurna. Namun, terkadang saya merasa tidak nyaman karena teman-teman saya jadi canggung saat bermain dengan saya karena di pikiran mereka saya anak guru harus di hormati juga justru hal itu yang buat saya jadi sorotan teman menjadi saya minder . Padahal saya inginnya bisa bermain sama-sama tanpa memandang status pekerjaan ayah atau ibu saya. Namun saya tetap bangga atas pekerjaan keluarga saya banyak pelajaran yang saya dapat dari mereka. Dari awal saya selalu di motivasi ayah saya untuk mendapatkan juara. Saya yakin saya mampu dan atas dukungan beliau lah saya bisa mempertahankan juara saya hingga lulus. Belia orangnya selalu berkata akan memberikan apa yang anaknya butuhkan jika anaknya menunjukkan prestasi yang membanggakan. Ya meskipun saya tidak pernah mendengar mereka berkata bangga namun saya yakin dan percaya mereka bangga memiliki anak yang berprestasi.

 6 Tahun kemudian saya melanjutkan sekolah di sekolah menengah pertama yaitu SMA Negeri 10 Merauke, teman saya semakin banyak dari berbagai kampung. Banyak pengalaman yang saya dapat waktu itu di percayai untuk menjadi Pratama Putri dimana setiap kegiatan saya harus hadir dan berbicara di depan semuanya. Saya yang menyusun jalannya kegiatan di situlah pengalaman saya bisa berbicara di depan umum di mulai. Waktu berjalan tidak terasa waktu 3 tahun telah saya lalui saya lulus dengan Peringkat 1 UNBK. Percaya tidak percaya hal itu terjadi. Bahkan ayah saya sampai syok saat nama saya di panggil dan ayah sayalah yang di panggil untuk mendampingi putrinya. Saya lihat wajah bahagianya belia. Beliau bangga terhadap saya. 

  Namu, seiring berjalannya waktu ayah ibu saya mulai menentukan pendidikan yang akan saya lanjutkan dan semua keluarga telah sepakat bahwa saya akan melanjutkan sekolah di kota Merauke dimana jauh perjalanan sekitar 3-4 jam perjalanan. Namun, demi cita-cita kita harus melewatinya dengan kesungguhan,usaha dan selalu berdoa untuk yang baik-baik ke depannya. Mau tidak mau akhirnya saya tinggal di kota Merauke dan Ayah Ibu saya di Jagebob. Namun dering teleponnya membuat saya terus semangat dalam mencari ilmu. Ayah Ibu merekalah sosok pria dan wanita tangguh yang tidak pernah mengeluh betapa berat dan pahitnya kehidupan kepada anaknya. Mereka hanya selalu berusaha untuk membuat anak-anaknya bahagia selalu. Aku sayang mereka keluarga kecilku.  

Sekian cerita pribadi saya yang sangat berkesan dalam hidup saya hingga saat ini.

Harta,Tahta, Keluarga


                                           Penulis:_Erla D.R

Komentar